PELEPASAN ZAT AKTIF OBAT

Felisita Anesti Kusumastuti (068114084)

Nyoman Valida Lendra (068114086)

MARET 2009

Pengembangan teknologi formulasi baru pada dua dekade terakhir banyak ditekankan pada pengembangan bentuk sediaan obat yang dapat melepaskan obat secara terkontrol. Salah satu di antaranya adalah pengembangan bentuk sediaan obat yang, didisain untuk meningkatkan durasi aksi obat yang terkandung di dalamnya. Beberapa jenis bentuk sediaan obat yang dikembangkan untuk maksud ini adalah:

Ø Sediaan pelepasan lambat

Ø Sediaan aksi diperpanjang

Ø Sediaan aksi berulang

Ketiga jenis sediaan di atas dapat dibedakan sebagai berikut :

q Sediaan pelepasan lambat

Obat dalam sediaan pelepasan lambat mempunyai sistem pelepasan obat yang unik, yaitu mula-mula dilepaskan kira-kira separuh dari dosis total yang merupakan dosis inisial, kemudian diikuti dengan pelepasan sisa obat secara bertahap dan seragam selama periode waktu tertentu. Tujuan sediaan ini adalah untuk memperoleh kadar terapeutik obat dalam darah dengan cepat, dan mempertahankan kadar tersebut selama periode waktu tertentu.

q Sediaan aksi diperpanjang

Sediaan ini melepaskan obat dengan laju pelepasan tertentu, yang dapat menghasilkan durasi aksi obat yang lebih panjang dibandingkan dengan pemberian dosis tunggal yang normal. Sediaan ini berbeda dengan sediaan pelepasan lambat yaitu tidak adanya dosis inisial.

q Sediaan aksi berulang

Sediaan aksi berulang didesain untuk melepaskan dengan segera satu dosis tunggal, kemudian diikuti dengan pelepasan dosis tunggal kedua, ketiga dan selanjutnya setelah interval waktu tertentu. Keuntungan utama dari sediaan ini adalah berkurangnya frekuensi pemberian obat. Tetapi kadar obat dalam darah sama dengan pemberian obat secara intermiten dengan dosis tunggal. Sediaan pelepasan lambat didesain untuk memberikan kadar obat dalam darah yang adekuat selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan -keuntungan klinik, yaitu :

1. Meningkatkan hasil terapi obat, berupa peningkatan efektivitas dan penurunan efek samping serta efek toksik obat

2. Meningkatkan kepatuhan penderita dengan aturan dosis yang lebih menyenangkan karena interval dosis yang lebih panjang maka pasien tidak akan mengalami gangguan waktu tidur.

3. Untuk obat tertentu, dari segi ekonomi dapat diperoleh penghematan biaya pengobatan karena dosis tunggal obat lepas lambat akan lebih murah dibandingkan obat dengan dosis yang sebanding yang pemberiannya dengan dosis berganda.

4. Memberikan kadar obat dalam darah yang konstan / berkelanjutan, sehingga menghasilkan respon klinis yang lebih panjang dan konsistensi pada pasien.Kadar obat dalam darah tidak mengalami fluktuasi antara suatu nilai maksimum dan minimum seperti yang terjadi pada pemberian dosis berganda.

Tetapi di samping keuntungan-keuntungan di atas, ada pula kerugian-kerugian dalam pemakaian sediaan pelepasan lambat yaitu:

ü tidak adanya fleksibilitas aturan dosis

ü untuk beberapa obat harganya semakin mahal oleh karena penerapan teknologi yang tinggi

ü adanya risiko over dosis

ü Bila pasien mengalami efek samping obat yang merugikan atau tiba-tiba mengalami efek toksik, maka pembersihan atau pembuangan obat dari sistem sirkulasi akan lebih sulit bila dibandingkan produk biasa.Dengan jalur pemberian oral, dapat terjadi variabilitas dalam proses absorbsi obat yang disebabkan oleh interaksi obat dengan bahan-bahan yang ada dalam saluran cerna dan karena perubahan motilitas saluran cerna.

ü Dosis dalam obat-obat lepas lambat biasanya sangat besar (>500 mg) menyebabkan kesulitan dalam metode pembuatan bentuk sediaan. Dosis yang besar akan membutuhkan bentuk sediaan dengan ukuran yang cukup besar yang sulit untuk ditelan.Kesalahan dalam bentuk sediaan lepas lambat akan menimbulkan Dose Dumping yaitu pelepasan fraksi obat yang lebih dari biasanya atau kecepatan pelepasan obat yang jauh lebih besar dibanding jumlah yang biasa terjadi pada interval dosis dengan bentuk sediaan biasa, berpotensial menimbulkan kadar plasma yang merugikan.

Berdasarkan kerja zat aktif, dikenal dua bentuk  pelepasan zat aktif sediaan oral:

· Pelepasan zat aktif sekaligus

Merupakan pelepasan zat aktif sekaligus, ketika bentuk sediaan oralnya hancur. Sehingga dalam waktu singkat segera mencapai waktu paruhnya (T1/2) untuk mendapatkan khasiatnya dan langsung dimetabolisme habis, sehingga obat oral ini harus di minum beberapa kali dalam sehari.

· Pelepasan zat aktif di perlambat

Merupakan suatu teknik atau rekayasa formulasi obat, sehingga obat oral ini cukup dimakan sekali sehari, karena zat aktifnya dilepas secara perlahan-lahan selama 24 jam. Rekayasa formulasi ini membuat pasien merasa praktis menggunakannya.

Ciri-ciri obat pelepasan diperlambat ini (long acting work), adalah pada nama dagangnya ditandai dengan nama tambahan, seperti OD (once a day),  CR (Controlled Release), SR (Slow Release).

Simulasi Farmakokinetik dari Produk Sustained – ReleaseProfil konsentrasi obat pada plasma dari beberapa produk sustained release secara oral yaitu model satu kompartemen dengan asumsi absorpsi dan eliminasi orde 1. Produk sustained release secara khas akan menunjukkan absorpsi yang kecil dengan kecepatan konstan. Waktu untuk puncak konsentrasi (tmax) biasanya panjang dan puncak konsentrasi obat (Cmax) mengalami penurunan. Jika obat diformulasikan dengan semestinya, area di bawah kurva konsentrasi obat pada plasma akan sama.Demikian pula, jika Cmax yang sangat tinggi, ini menandakan dumping dosis yang seharusnya tidak cukup formulasi. Analisis farmakokinetik dari data single dose dan multiple dose pada plasma telah digunakan untuk mengevaluasi beberapa produk sustained-release oleh agen pengatur. Analisis ini praktis dilakukan karena beberapa produk sustained-release cocok dengan model peristiwa ini walaupun obat tidak dilepaskan dalam atau berdasarkan orde 1(satu).Kadar obat pada plasma orde 1 dengan pengontrolan pelepasan produk obat yang disimulasi dengan persamaan DsCp = (1 – e-kt) VD kdi mana Ds = kecepatan pelepasan obat, mg/min; C­p = konsentrasi obat pada plasma; k = tetapan eliminasi secara keseluruhan; dan VD = volume distribusi. Dengan tidak adanya loading dose, kadar obat dalam tubuh akan meningkat secara lambat pada masa yang stabil dengan fluktuasi yang minimum.Ketika produk sustained-release dengan loading dose dan orde 0 yang mempertahankan pemberian dosis, hasil konsentrasi obat pada plasma dapat digambarkanDika DsCp = (e-kt – e-kat) + (1 – e-kt)VD (ka-k) kVDdi mana Di = loading dose dan Ds = dosis yang ada (orde 0). Hal ini jelas bahwa pernyataan ini merupakan persamaan jumlah absorpsi secara oral (bagian 1) dan persamaan infus i.v (bagian 2).Pada produk sustained-release, obat diberikan lebih dari 1 dosis sekali pakai dan hal ini tidak terjadi dalam pemberian bentuk sediaan biasa.

Mekanisme Pelepasan

Peristiwa pelepasan obat atau zat aktif dari polimer dapat terjadi melalui tiga mekanisme yaitu difusi, degradasi dan penggembungan ( swelling ) yang diikuti dengan difusi. Difusi terjadi ketika sebuah obat atau zat aktif mengalir melalui pori – pori yang terdapat pada matrix polimer atau melalui ruang antara rantai – rantai polimer. Ukuran pori di dalam matrix polimer yang seragam serta ketebalan matrix yang tidak berubah menyebabkan proses pelepasan obat berjalan konstan sepanjang periode tertentu. Pelepasan zat aktif juga dapat terjadi ketika rantai – rantai polimer mengalami penggembungan akibat kondisi tubuh yang berubah karena terjadinya perubahan pH, suhu, enzim atau stimulus – stimulus yang lain. Setelah rantai – rantai polimer menggembung maka zat aktif akan dengan mudah berdifusi dan setelah stimulusnya berkurang atau hilang akibat penyakitnya sudah disembuhkan maka rantai – rantai polimer akan kembali lagi ke konfigurasi awal dengan tidak mengeluarkan zat aktif kembali. Hal ini akan menghilangkan kemungkinan terjadinya overdosis obat. Setelah melepaskan semua zat aktif yang dikandungnya maka matrix polimer akan mengalami degradasi sebagai hasil dari hidrolisis rantai – rantai polimer menjadi molekul – molekul kecil yang dapat diterima oleh sistem tubuh kita. Polyactides, polyglycolides dan kopolimernya akhirnya akan terurai menjadi lactic acid dan glycolic acid yang kemudian akan masuk ke dalam siklus Kreb’s dan akan dilepaskan sebagai karbon dioksida dan air.
Poyorthoesters mengalami mekanisme degradasi yang berbeda, polimer ini akan terdegradasi pada permukaannya saja dengan meninggalkan bagian inti yang banyak mengandung zat aktif.

Daftar Pustaka:

Anonim, 2008, Pahami Aturan Memakai Obat  Anda, http://diskusisehat.wordpress.com/2008/10/24/pahami-aturan-memakai-obat-anda/, diakses tanggal 19 Maret 2009

Dhean, 2007, Time Delayed, http://dheandoank.blogspot.com/, diakses tanggal 18 Maret 2009

Didin, 2007, Polimer Pengontrol Sistem Drug Delivery (Published in Kompas), http://nbudiman.blogspot.com/2007/09/polimer-pengontrol-sistem-drug-delivery.html, diakses tanggal 18 Maret 2009

Ringoringo, V.S., Ketersediaan Hayati Sediaan Pelepasan Lambat, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_KetersediaanHayatiSediaanPelepasan.pdf/09_KetersediaanHayatiSediaanPelepasan.html, diakses tanggal 19 Maret 2009

Qauliyah, A., 2006, Jangan Ragu Mengonsumsi Obat Generik, http://astaqauliyah.com/2006/05/08/jangan-ragu-mengonsumsi-obat-generik/, diakses tanggal 18 Maret 2009

Leave a comment