Nikotin Hitam Vs Putih!!!

Disusun oleh:

Eddie Hindrianto (08-120)

Cornelius Brian Alfredo (08-141)

Melisa Darmawan (08-162)

Meiske Munda (08-177)

Augustiyani Novie Imoliana (08-179)

Anna Sofiana (08-188)

NIKOTIN  ????

Apa yang muncul di benakmu saat Anda membaca judul artikel ini? Jika hanya rokok yang terbesit di benak Anda dan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, maka Anda perlu membaca artikel ini!!

Nikotin merupakan salah satu hal yang sangat kontroversial yang semakin marak di perdebatkan dalam masyarakat kita saat ini. Sebagian masyarakat  beranggapan bahwa rokok yang  merupakan salah satu produk berisikan nikotin, tidak hanya merugikan bagi orang yang mengkonsumsinya tetapi juga merugikan bagi orang-orang yang ada disekitarnya, karena Nikotin yang berasal dari asap arus utama dan asap arus samping  tidak hanya dinikmati oleh perokok sendiri (perokok aktif) tetapi juga orang yang berada di lingkungan asap rokok tersebut (Environmental Tobacco Smoke) atau disebut dengan perokok pasif. Hal inilah yang memicu  hingga dikelurkannya fatwa haram untuk  merokok.

Nikotin akan masuk ke dalam tubuh kemudian akan menuju ke paru paru dan selanjutnya diserap ke dalam aliran darah. Hanya dalam waktu 8 detik, nikotin ini akan sampai ke otak dan merubah kerja otak. Proses ini berlangsung cepat karena nikotin bentuknya mirip dengan acetylcholine yang normal terdapat di dalam otak. Nikotin yang terdapat di dalam sel saraf otak bekerja secara sentral di otak dengan mempengaruhi neuron dopaminergik. Dengan menempelnya nikotin pada reseptor alfa-4 beta-2 di presinaps akan mempengaruhi neuron dopaminergik untuk mengeluarkan dopamin dalam jumlah yang besar ke dalam celah sinaps untuk selanjutnya menempel pada reseptor dopamin di neuron pasca sinaps. Nikotin yang berikatan dengan reseptor inilah yang menimbulkan rasa nikmat dan nyaman sesaat. Saat seseorang tidak merokok menyebabkan kadar dopamin di sentral otak berkurang sehingga mengakibatkan berkurangnya rasa nikmat. Dengan demikian menimbulkan keinginan bagi orang tersebut untuk merokok kembali dan menyebabkan ketergantungan yang mirip dengan ketergantungan akan obat-obatan narkotika.

Gambar 1. Struktur nikotin

Dari hasil penelitian, nikotin menyebabkan pelepasan adrenalin— the fight-or-flight hormone —semakin cepat. Pelepasan adrelinalin  ini  membuat tubuh membuang sejumlah cadangan glukosa kedalam darah. Selain itu, zat ini juga menghalangi pelepasan hormone insulin yang seharusnya mengambil gula berlebih dari dalam darah. Hal ini akan menyebabkan perokok mengalami hyperglycemic, yaitu kadar gula melebihi normal di dalam darah. Selain itu, nikotin juga memperlambat tingkat metabolisme basal. Dengan kata lain, pembakaran kalori dalam tubuh dilakukan lebih dari biasanya. Dalam jangka panjang, nikotin akan mengakibatkan kenaikan level kolesterol jahat (LDL), dan lama kelamaan akan merusak arteri,serangan jantung dan stroke pun menjadi penyakit yang sulit dihindarkan. Lebih parah lagi, sebuah penelitian telah membuktikan bahwa nikotin dapat merusak fungsi otak dan tubuh. Keberadaan nikotin akan meningkatkan level zat kimia & neurotransmitter asing yang memodulasi kerja otak. Akibatnya, otak akan memproduksi endorphin berlebih. Padahal, endorphin adalah protein paint killer alami dalam tubuh.

Terlepas dari beberapa fakta yang mengerikan mengenai nikotin di atas, tahukah kamu bahwa  nikotin juga menyimpan “emas” di dalamnya. Nikotin tidak selamanya memberikan dampak negative. Ada banyak fakta lain seputar nikotin yang belum diketahui masyarakat mengenai fungsi dari nikotin. Nikotin dapat membantu pencernaan setelah makan, dapat menghangatkan di saat dingin, membantu pencernaan setelah makan, dan bahkan dapat dimanfaatkan sebagai obat “diet” dengan dosis tertentu. Menurut beberapa penelitian, Nikotin dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk meringankan rasa sakit, rasa cemas dan depresi; meningkatkan daya konsentrasi dan performa bagi penderita attention deficit hyperactivity disorder; meringankan beberapa gejala schizophrenia akut; meringankan beberapa gejala Tourette’s syndrome; meringankan beberapa gejala Parkinson’s disease; dan meringankan beberapa gejala Alzheimer’s disease meningkatkan kadar gula dalam darah juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati penderita hipoglikemia. Dengan adanya penelitian-penelitian seperti ini, dan juga berbagai penelitian lainnya tentang aplikasi terapis dari nikotin, membuktikan bahwa nikotin juga memberikan peran yang cukup dominan dalam ilmu medis dan lingkup kefarmasian  guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Walaupun perusahan-perusahaan farmasi tidak dapat mempatenkan nikotin itu sendiri, namun mereka dapat mempatenkan bahan-bahan terapis yang menggunakan nikotin sebagai bahan utamanya. Bahkan, hal tersebut telah menerima persetujuan FDA atas efisiensi dan keamanan produk yang dihasilkan. Bukankah hal ini dapat  menjadi pemecahan masalah bagi para petani tembakau yang terancam gulung tikar karena anggapan negative masyarakat terhadap tembakau yang mengandung nikotin?

So…Inilah fakta “HITAM” dan “PUTIH” dari nikotin. Warna apakah yang Anda pilih??? Pastikan pilihan itu menjadi pilihan terbaik yang takkan pernah Anda sesali..!!!

Daftar Pustaka

Anonim, 2010, Efek Psikoaktif Nikotin Akibatkan Perokok Susah Berhenti, http://www.antaranews.com/berita/1274866635/efek-psikoaktif-nikotin-akibatkan-perokok-susah-berhenti, diakses tanggal 16 September 2010

Herdiana, T.R., 2010, Nikotin Merusak Otak, http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2008565-nikotin-merusak-otak/, diakses tanggal 16 September 2010

Susanna, D., dkk., 2003, Penentuan Kadar Nikotin dalam Asap Rokok, http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/93bf4f4a70445fccb337564e61d53c88e759446c.pdf, diakses tanggal 16 September 2010

Disusun oleh:

Eddie Hindrianto (08-120)

Cornelius Brian Alfredo (08-141)

Oval Callout: NIKOTIN ?Melisa Darmawan (08-162)

Meiske Munda (08-177)

Augustiyani Novie Imoliana (08-179)

Anna Sofiana (08-188)

Leave a comment